Banyumas, BNP2TKI, Rabu (30/12) - Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Agusdin Subiantoro, menyatakan tenaga kerja perawat Indonesia banyak dibutuhkan di Luar Negeri. Negara penempatan yang banyak membutuhkan diantaranya Baghdad, Quwait, Uni Emirat Arab (UEA), dan Kurdistan.
"Perawat Indonesia banyak disukai di Luar Negeri. Banyak yang membutuhkannya karena cara kerjanya bagus," ujar Agusdin saat membuka Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri di Yayasan Akper Banyumas (YAKPERMAS), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Selasa (29/12).
Ia menyatakan Indonesia merupakan negara yang disukai tenaga kerjanya, tidak hanya tenaga perawat, tetapi tenaga kerja lain pun banyak diburu oleh banyak negara penempatan. Ini dikarenakan TKI dikenal bagus dalam bekerja. Untuk itu, tenaga kerja yang potensial harus dimaksimalkan, sementara di luar Negeri permintaan TKI cukup banyak.
Untuk sektor formal, lanjut Agusdin, banyak TKI bekerja pada bidang perkebunan dan konstruksi di Malaysia. Sedangkan di Timur Tengah banyak TKI bekerja dibidang perminyakan, careworker, caregiver banyak diminati. Sampai saat ini penempatan terbanyak kedua adalah caregiver dengan jumlah 45 ribu orang untuk seluruh negara.
Menurut Agusdin, saat ini TKI bekerja tersebar di 133 negara, memang tidak main-main bekerja di luar negeri. Artinya peluangnya sangat besar dan terbuka luas. Para mahasiswa jangan berkecil hati. Jika tidak bekerja di Indonesia, di luar negeri masih banyak peluang. Jika memang ada kemauan, jangan ragu apalagi untuk laki laki harus lebih yakin.
"Lulusan YAKPERMAS bisa mengisi peluang kerja untuk berbagai negara. Jangan disiakan peluang jika itu ada kesempatan. Kami hanya memberikan masukan dan alternatif jika ada yang ingin bekerja jalannya seperti ini belajar terlebih dahulu, kenali diri, ada niatan untuk maju lebih baik ke depannya. Siapkan skillnya, bahasanya, mental, moral dan psikisnya, silahkan untuk berfikir," jelasnya
Seperti pada Program Government to Government (G to G) Jepang, Deputi Penempatan mengatakan, Tahun 2015 oleh Jepang, Indonesia diberikan kuota sebanyak 348 orang. Namun, yang bisa dipenuhi hanya 292 atau 80%. Padahal pendaftar lebih banyak yaitu 600 orang dari kuota yang disediakan. Jika sudah bekerja di Jepang, gaji perawat Indonesia berkisar antara Rp13-20 juta.
Tenaga Profesional BNP2TKI, Dono Prasetyo, mengatakan bekerja ke luar negeri dengan gaji Rp 4 juta sudah bersih diterima dan biaya hidup pasti juga terjamin. Ini sebagai bahan pertimbangan bagi para mahasiswa atau alumni AKPER. BNP2TKI berharap dengan adanya kegiatan seperti ini dapat dimanfaatkan sebaik baiknya.
Ia menambahkan tahun 2015, Jawa Tengah menempatkan lebih dari 50 ribu TKI ke luar negeri terbanyak kedua se Indonesia setelah Jawa Barat. Kabupaten Banyumas menempati urutan 18 dari seluruh Kabupaten se Indonesia dengan jumlah 3500 lebih TKI. Jika dihitung dari Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas menempati posisi keempat se-Jawa Tengah.
Pembina LPK Bahana Inspirasi Muda Bandung M. Arsjad mengatakan, pelatihan persiapan mengikuti program BNP2TKI dengan program G to G yang utama adalah semangat berkerja ke luar negeri sangat dibutuhkan. Apalagi ketika mengikuti Program G to G untuk ke Jepang. Semuanya harus siap, baik mental, karakter, tahu budaya, dan skill untuk tenaga kerja yang profesional dan skill bagi Calon TKI yang akan bekerja ke luar negeri.
Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri di YAKPERMAS Kabupaten Banyumas, dikuti oleh peserta dari Alumnus AKPER dan para mahasiswa semester II, III dan V. Narasumber dalam kegiatan tersebut yaitu Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro, Deputi KLN dan Promosi BNP2TKI drg.Elia Rosalina S.MARS, Tenaga Profesional BNP2TKI Dono Prasetyo, Kepala BP3TKI Semarang AB Rahman, Pembina LPK Bahana Inspirasi Bandung M.Arsjad Effendy drg.MM, dan Dinsosnakertrans Kabupaten Banyumas Teguh Ristianto.***(Humas - YR/MH)
sumber:http://www.bnp2tki.go.id/